Minggu, 25 Desember 2011

SISTEM REPRODUKSI VEGETATIF TUMBUHAN DAN REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN GYMNOSPERMAE DAN ANGIOSPERMAE BESERTA PENYERBUKAN DAN PEMENCARANNYA

MAKALAH BIOLOGI


SISTEM REPRODUKSI VEGETATIF TUMBUHAN DAN REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
GYMNOSPERMAE DAN ANGIOSPERMAE
BESERTA PENYERBUKAN DAN PEMENCARANNYA




Pembimbing :


Disusun oleh :






SEKOLAH


SISTEM REPRODUKSI VEGETATIF TUMBUHAN DAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
GYMNOSPERMAE DAN ANGIOSPERMAE
BESERTA PENYERBUKAN DAN PEMENCARANNYA


A.   Reproduksi Aseksual / Vegetatif
Dibagi menjadi 2 :
1.    Reproduksi aseksual alami seperti :
a)    Pembentukan spora, dimulai dari pembelahan sel pada bagian tertentu dari tumbuhan.
Contoh : lumut dan tumbuhan paku.
b)    Fragmentasi
Reproduksi dengan fragmentasi berarti melepaskan sebagian dari tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.
c)    Pembentukan tunas, pada dasarnya juga dimulai dari pembelahan sel pada bagian jaringan embrional atau meristematis, dll.
2.    Reproduksi aseksual buatan seperti :
Menyetek, mencangkok dan merunduk yang merupakan cara pembiakan yang melibatkan satu individu tumbuhan. Sedangkan menyambung dan menempel melibatkan 2 individu tumbuhan.

B.   Reproduksi Seksual / Generatif
Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.
1.    Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal.
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.
Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain :
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.
·         Manfaat gymnospermae
a.    Bahan makanan, misalnya : biji melinjo
b.    Bahan industri kertas, misalnya : batang pinus dan batang melinjo
c.    Bahan obat-obatan, misalnya juniper dan pinus
d.    Bahan terpentin dan plister, misalnya : tusam/pinus
e.    Bahan damar, misalnya : pohon damar

2.    Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
a.    Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.
b.    Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.

Berdasarkan kelengkapan bagian bunga :
a.    Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, benang sari dan putik.
Misal : bunga sepatu, cabai, kecubung, mawar, melati, dan jeruk.
b.    Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin.
Berdasarkan kelengkapan alat kelamin :
a.    Bunga sempurna
b.    Bunga tidak sempurna

Berdasarkan jumlah keping bijinya pada saat tumbuhan berkecambah, tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :
a.    Tumbuhan berkeping dua (dikotiledonea atau dikotil), jika tumbuhan memiliki dua keping biji bila berkecambah.
Ciri-ciri :
-          Memiliki sistem perakaran berupa akar tunggang
-          Pertulangan daun menjala dengan ibu tulang daun menyirip atau mengari
-          Memiliki bagian-bagian bunga 4 – 5 atau kelipatannya
-          Bila biji berkecambah memiliki dua daun lembaya

b.    Tumbuhan berkeping satu (monokotiledonea atau monokotil), jika tumbuhan memiliki satu keping biji bila berkecambah.
Ciri-ciri :
-          Memiliki sistem perakaran berupa akar serabut
-          Pertulangan daun sejajar atau melengkung
-          Memiliki bagian-bagian bunga 3 atau kelipatannya
-          Bila biji berkecambah memiliki satu daun lembaya

Contoh tumbuhan angiospermae antara lain :
Jambu, mangga, padi, jagung, pandan, bambu, rambutan, dan teratai.

C.   Penyerbukan
Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji.
1.    Macam-macam penyerbukan
Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan.
(a)  Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari
Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
(1)  Otogami
Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan.
a.    Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik
b.    Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari
c.    Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik
(2)  Kleistogami
Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.
(3)  Geistonogami
Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga.

(4)  Alogami
Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.
(5)  Penyerbukan bastar (hibridogami)
Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda.
Macam bastar :
a.    Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga gadung.
b.    Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.
c.    Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.

D.   Pemencaran Tumbuhan
1.    Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar
Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas. Beberapa cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon (geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang.
Di samping itu pemencaran tumbuhan dapat disebabkan oleh gerak higroskopis. Gerak higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan air.

2.    Pemencaran tumbuhan dengan bantuan faktor luar
Dapat dibedakan menjadi 4 :
a.    Anemokori
Adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin. Pemencaran dengan bantuan angin dapat menjangkau daerah yang luas.
Beberapa ciri tumbuhan anemokori adalah sebagai berikut :
1)    Biji kecil dan ringan
2)    Buah dan biji bersayap
3)    Buah dan biji berbulu

b.    Hidrokori
Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan air. Contoh : enceng gondok yaitu dengan tunas-tunas yang memisahkan diri dari induknya.
Ciri-ciri jenis tumbuhan ini adalah mempunyai buah yang kulit buahnya tersusun oleh 3 lapis yaitu :
1)    Lapisan eksokarp yaitu lapisan terluar yang tipis, namun kuat dan mengkilap.
2)    Lapisan mesokarp yaitu lapisan tengah yang paling tebal.
3)    Lapisan endocarp yaitu lapisan paling dalam yang kuat dan keras.
Contohnya : tumbuhan kelapa dan nyamplung.

c.    Zookori
Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan hewan.
Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya, zookori dibedakan menjadi 4 macam :
1)    Entomokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan serangga, misal : tumbuhan bakau.
2)    Ornitokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan burung. Misal : beringin dan benalu.
3)    Kiroptekori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan kelelawar. Misal : tumbuhan jambu biji.
4)    Mamokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan mamalia. Misal : kopi, trembesi dan aren.

d.    Antropokori
Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan manusia. Bantuan itu dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Bantuan manusia yang dilakukan secara sengaja karena tumbuhan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan atau bernilai ekonomi bagi manusia. Contoh : kopi, cengkeh, kelapa, karet, padi, jagung, dll. Sedangkan yang tidak disengaja biasanya terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki alat perekat pada buah atau biji yang mudah menempel pada pakaian.
Contohnya : rumput, jarum.

DAFTAR PUSTAKA


Penerbit Erlangga.
Campbell, N. A. 1993. Biology, Third Edition. Benjamin Cummings Publishing Company, Inc. Redwood City.
Solomon et. Al. 2005. Biology, Seventh Edition. Thomson Publishing.
Pickering, W. R. 1994. Advanced Biology Revision Handbook. Oxford University Press.
Diktat Biologi Kurikulum Berbasis Kompetensi SLTP Kelas 1. Yudhistira.
Burnie, D. 2000. Jendela Iptek. Kehidupan. Jakarta : Balai Pustaka.
Goodman, A. 1996. Kamus Sains Bergambar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.

MAKALAH BIOLOGI TENTANG INSEMINASI PADA SAPI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Ditinjau dari banyaknya pengimporan ternak unggul yang terjadi di negara kita. Hal tersebut dipicu dari kurangnya tenaga ahli dalam bidang tersebut, dan juga kurangnya lapangan kerja yang ada. Dengan adanya Balai Inseminasi Buatan (BIB) ini berarti membantu negara meringankan dalam hal pengimporan ternak unggul. Disamping itu juga Balai Inseminasi Buatan (BIB) juga memproduksi semen beku, benih unggul, ternak unggul. Selain itu juga Balai ini memberikan pendapatan untuk negara.
Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti Balai Inseminasi Buatan (BIB) ini agar penulis bisa mengetahui dengan pasti cara-cara memproduksi sapi-sapi yang unggul.
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Inseminasi Buatan ?
2. Bagaimana cara memproduksi semen beku ?
3. Apa saja jenis sapi yang ada di Balai Inseminasi Buatan ?
1.2.2 Pembatasan Masalah
Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis membatasi penulisan pada :
1. Inseminasi Buatan
2. Cara memproduksi semen beku
3. Jenis-jenis sapi
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melaksanakan penelitian yaitu :
1. Agar lebih memahami cara reproduksi sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB)
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu
3. Memenuhi tugas lintas mata pelajaran sekolah 
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian untuk mengumpulkan data-data dalam rangka penulisan karya tulis ini dengan cara sebagai berikut :
1. Metode observasi, yaitu proses pengumpulan data melalui kegiatan melihat, memantau dan menganalisa secara langsung sehingga akan lebih jelas objek yang diamati.
2. Metode tertulis wawancara / interview, yaitu cara pengumpulan data melalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka secara langsung.
3. Metode tertulis, yaitu dengan menggunakan sumber-sumber dari berbagai buku sebagai panduan karya tulis tersebut.
Melalui sumber-sumber tersebut penulis berharap agar dapat memperoleh informasi dan data secara jelas walaupun tidak seakurat mungkin.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Singkat
Balai Inseminasi Buatan (BIB) didirikan pada tanggal 3 April 1976 oleh Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya. Balai Inseminasi Buatan (BIB) merupakan balai pertama di Indonesia yang memproduksi semen beku ternak besar seperti sapi perah dan sapi potong. Tetapi tidak hanya itu saja balai ini juga memproduksi inseminasi buatan pada sapi, tidak hanya pada sapi saja yang ada di balai ini tetapi ada juga kambing dan kerbau.
Balai Inseminasi Buatan (BIB) telah memproduksi semen beku lebih dari 2.000.000 dosis. Sebagai balai pertama yang didirikan di Indonesia. Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang ada di Lembang yang luas lahannya sekitar 10 hektar yaitu 6 hektar untuk perumahan dan 4 hektar untuk perkebunan.
Selain Balai Inseminasi yang ada di Lembang ada juga Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang ada di Singosari, tetapi Balai Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang merupakan balai tertua di Indonesia.
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Inseminasi Buatan
2.2.1 Tugas Pokok BIB
Melaksanakan produksi dan pemasaran semen beku ternak unggul serta pengembangan inseminasi buatan.
2.2.2 Fungsi BIB
1. Pemeliharaan ternak unggul
2. Pengujian keturunan dan felilisasi pejantan unggul
3. Produksi dan penyimpangaan semen beku
4. Pencatatan dan pemanfaatan semen beku serta pengawasan mutu semen
5. Pengembangan teknik produksi semen beku benih unggul
6. Pemberian saran teknik produksi semen beku benih unggul
7. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan ternak dan semen beku
8. Pemberian informasi dan dokumentasi hasil kegiatan Inseminasi Buatan
9. Distribusi dan pemasaran semen beku unggul
10. Pengujian kesehatan dan diagnosa penyakit ternak
11. Urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Inseminasi Buatan
Teknologi modern pada zaman sekarang telah mampu mengatasi masalah kemandulan (bagi manusia) dan menghasilkan bibit-bibit unggul (bagi hewan yang dapat menguntungkan manusia), khususnya dalam bidang bioteknologi. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan melalui inseminasi buatan.
Dari hasil kemajuan bioteknologi tersbut, sekarang telah tersedia inseminasi buatan, fertilisasi atau pembuatan in vitro dan rahim kontrak. Kemajuan bioteknologi tersebut apabila diterapkan pada dunia hewan, maka akan mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi manusia. Namun, jika kemajuan bioteknologi diaplikasikan pada manusia, maka akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak yang negatif. Dampak posotof dapat diambil dari orang-orang yang telah menikah, tetapi tidak bisa mempunyai anak, maka agar keinginan untuk mempunyai anak dapat terwujud, maka dapat dilakukan dengan melalui bayi tabung atau rahim kontrak. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dapat menimbulkan kekacauan dalam sistem keturunan manusia.
Maka sejak tahun 1956 dewan gereja di Roma telah mengutuk kegiatan tersebut dengan alasan bahwa inseminasi buatan dapat memisahkan tindakan prokreasi (kasih sayang terhadap anak, dan anak adalah karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi) dan persatuan cinta. Alasan lainnya yaitu kegiatan inseminasi melibatkan tindakan masturbasi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sperma.
Sampai sekarang mayoritas para teolog moral masih berpegang pada sikap mengutuk terhadap kegiatan inseminasi buatan yang diterapkan pada manusia. Bagaimanapun juga pewaris sifat genetis yang terjadi pada anak melibatkan pihak ketiga bagi pasangan dalam perkawinan. Hal tersebut akan menimbulkan “celaan biologis” serta menyangkut psikologis anak itu sendiri dalam lingkungan sosialnya.
Kenyataannya sekarang, banyak para ahli psikologi yang masih berusaha keras untuk mewujudkan atau mengaplikasikan inseminasi buatan pada manusia. Namun, bagi pasangan suami istri yang akan melaksanakan inseminasi buatan dapat dilakukan atas dasar keputusan bersama guna mewujudkan pernikahan yang harmonis dan bahagia.
3.2 Cara Mereproduksi Semen Beku
Reproduksi semen beku hanya dapat dilakukan di Balai Inseminasi Buatan (BIB). Tahapan-tahapan dalam memproduksi semen beku diantaranya yaitu:
1. Mempersiapkan sapi pejantan yang akan diinseminasi yang umurnya 15 – 18 bulan, tingginya 123 cm dan beratnya minimal 350 kg.
2. Persiapan vagina buatan yang suhunya mencapai 420C, vagina buatan ini harus licin, karena itu gunakan vaseline agar licin seperti vagina yang asli
3. Penampungan semen sapi pejantan, sapi pejantan dan spai betina disatukan kemudian sapi-sapi itu akan melakukan fisin (pemanasan sebelum kawin), bila penis jantan telah kelihatan merah, tegang dan kencang, maka penis langsung dimasukan ke vagina buatan.
4. Kemudian sperma dalam vagina buatan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
 Bila sperma berwarna hijau, ada kotoran yang terdorong
 Bila sperma berwarna merah, segar, venis teriritasi
 Bila sperma berwarna cokelat, venis ada yang luka
 Bila sperma berwarna krem susu bening, maka itulah sperma yang bagus
5. Penentuan konsentrasi semen segar
6. Proses pengenceran sperma
7. Proses filing dan sealing, memasukan sperma ke dalam ministrow isi I strow 0,25 CC
8. Proses pembekuan
9. After throwing dan water intubator test
3.3 Jenis-Jenis Sapi
Sapi merupakan salah satu jenis hewan mamalia, yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Pada dasarnya reproduksi mamalia sama seperti reproduksi pada manusia, terjadi secara seksual melalui proses fertilisasi.
Di Indonesia ada banyak jenis sapi. Ada sapi yang merupakan sapi lokal dan ada sapi keturunan.
3.3.1 Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi lokal dengan penampilan produksi yang cukup tinggi. Penyebarannya telah menyebar luas di seluruh Indonesia, meskipun masih tetap terkonsentrasi di pulau Bali sampai saat ini kemurnian genetis sapi Bali masih terjaga karena ada undang-undang yang mengatur pembatasan masuknya sapi jenis lain ke pulau Bali.
Asal usul sapi Bali adalah Banteng yang telah mengalami penjinakan selama bertahun-tahun. Proses domestikasi (penjinakan) yang cukup lama diduga penyebab sapi Bali lebih kecil dibandingkan dengan Banteng.
Kemampuan reproduksi sapi Bali merupakan yang terbaik diantara sapi-sapi lokal. Hal ini disebabkan sapi Bali bisa beranak setiap tahun. Sapi Bali mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga sering disebut ternak perintis.
3.3.2 Sapi Ongole
Sapi Ongole merupakan keturunan sapi Zebu dari India. Berwarna dominan putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir di bawah leher dan berpunuk. Sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat menyebabkan sapi ini mampu tumbuh secara murni di pulau Sumba, sehingga disebut sapi Sumba Ongole (SO). Persilangan antara sapi Jawa asli (madura) dengan sapi Ongole secara grading up menghasilkan sapi yang disebut sapi peranakan Ongole (PO).
3.3.3 Sapi Fries Holstein (FH)
Sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk mengahsilkan susu ini diintroduksi dari Belanda. Warnanya belang hitam dan putih dengan ciri khusus segitiga pada bagian dahi. Sapi yang tidak berpunduk ini memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga sapi-sapi jantannya sering dipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong. Di beberapa daerah juga dilakukan persilangan antara sapi Jawa asli dengan sapi FH dengan pola grading up dan keturunannya lazim disebut sapi PFH.
3.3.4 Sapi Brahman
Sapi Brahman berasal dari India yang merupakan keturunan dari sapi Zebu. Di Amerika sapi ini dikembangkan cukup pesat karena pola pemeliharaan dan sistem perkawinan yang terkontrol, sehingga penampilan beberapa parameter produksinya melebihi penampilan produksi di negara asalnya. Sapi Brahman mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan tahan gigitan caplak. Pertumbuhan sapi Brahman sangat cepat. Hal ini yang menyebabkan sapi ini menjadi primadona sapi potong untuk negara-negara tropis.
3.3.5 Sapi Madura
Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara Bos Sandoicus dan Bos Indicus yang tumbuh dan berkembang di Madura. Sapi yang berpunuk ini dikenal dengan sapi jawa asli dengan warna kuning hingga merah bata. Terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Warna hitam terdapat pada telinga dan bulu ekor. Penyebaran sapi Madura telah mengalami erosi genetis, sehingga penampilan produksi yang diukur dari pertambahan berat.
Jenis-jenis sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Di Balai Inseminasi Buatan ada 7 jenis sapi, yaitu :
1. Sapi hitam di panggung simental
2. Cokelat semua li mosin
3. Hitam putih Vresen Holenstain (VH)
4. Hitam Angus
5. Krem jenis Brahman Denole
6. Kopi susu jerse
7. Ongole krem pipih pantat
Tidak hanya sapi yang diproduksi di Balai Inseminasi Buatan, tetapi juga memproduksi :
 Kerbau burah (bule item) bonga
 Kambing dan domba
 Kuda (sekarang tidak dikembangkan lagi)
Makanan sapi yang ada di BIB diantaranya rumput gajah, rumput Afrika, dan konsentrat (dedak, jagung, tepung, ikan, darah mineral dan tulang). Sapi di BIB tidak boleh terlalu gemuk apabila akan diinseminasi karena genetik sapi harus murni. Selain itu, untuk makanan sapi harus ditambahkan protein sebanyak 24%.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Karya tulis dalam tugas sekolah lintas mata pelajaran ini sangat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, khususnya di bidang Inseminasi Buatan pada sapi. Dengan adanya kegiatan penelitian pada Inseminasi Buatan pada sapi ini dapat memahami cara reproduksi sapi. Menambah wawasan ilmu pengetahuan , dan juga memenuhi tugas lintas mata pelajaran di sekolah.
Untuk itu dalam hal ini penulis menyusun karya tulis ini sebagai tolak ukur negara kita dalam hal Inseminasi Buatan pada sapi yang dilakukan di Lembang, Bandung. In isangat berpengaruh untuk pemasukan kas negara atau keuangan negara. Selain itu juga untuk memenuhi bibit ternak sapi unggul yang selalu mengimpor dari negara lain. Selain hal tersebut juga dapat memajukan Indonesia, mensejahterakan warga Indonesia khususnya di bidang peternakan, Inseminasi pada sapi.
4.2 Saran
Sebelumnya penulis minta maaf kepada khalayak yang bersangkutan yakni Balai Inseminasi Buatan (BIB). Penulis sangat yakin jikalau BIB ini maju maka apa yang dibutuhkan negara kita dalam hal pembibitan ternak sapi unggul, pembuatan semen beku ini dapat berbuah hasil yang diinginkan yaitu memperoleh keuntungan.
Kelancaran yang dilakukan selama beberapa tahun yaitu dari tahun 1976 sampai sekarang ini adalah karena berkat kerja keras, usaha atau upaya, saling kerja sama yang dilakukan oleh para karyawan kompak, disiplin dan pantang menyerah dalam menghadapi hambatan dan rintangan, sehingga membuahkan hasil yang memuaskan.
Selain itu dengan apa yang dikaji, digali dan dipelajari apa yang didapat di BIB ini, penulis sangat berharap jikalau penulis berhasil dalam pendidikannya maka akan dengan berat hati, BIB bersedia menerima sebagai karyawan di BIB tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Supriyadi, Edi, dkk. Sigap Biologi 2B. Bandung : CV. Karya Iptek
2. Kusumaatmaja. Muhamad. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis.
3. Akhyar, Moh Salman, 2003. Biologi Untuk SMA Kelas 1. Bandung : Grafindo Media Pratama.
4. Agustini, Dewi. 2002. Bioteknologi. Bandung : PPG Tertulis.
5. BALAI INSEMINASI BUATAN. Lembang, Bandung.

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Bahasa Indonesia
Sejarah tumbuh dan berkembangnya Bahasa Indonesia tidak lepas dari Bahasa Melayu. Dimana Bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya digunakan di Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari kerjaan di indonesia yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Melayu. Dan pasa saat itu Bahasa Melayu telah Berfungsi Sebagai :
  1. Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan satra
  2. Bahasa Perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
  3. Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di indonesia mapupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
  4. Bahasa resmi kerajaan.
Jadi jelashlah bahwa bahasa indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.
2.2 Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”  Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
2.3 Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
  1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
  2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
  3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
  4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
2.4 Peristiwa-Peristiwa Penting Yang Berkaitan Dengan Bahasa Indonesia.
Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia dapat dirinci sebagai berikut :
  1. Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
  2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
  3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kayo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
  4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi pengokohan bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan.
  5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
  7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  8. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
  9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik (ejaan soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
  10. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
  11. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
  12. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
  13. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
  14. Tanggal 21 – 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
  15. Tanggal 28 Oktober – 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
  16. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
  17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
2.5 Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
2.5.1  Kedudukan Bahasa Indoensia
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting yaitu :
  1. Sebagai Bahasa Nasional
Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga  Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional yang kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.
  1. Sebagai Bahasa Negara
Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36) mengenasi kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahawa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
2.5.1. Fungsi Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
  1. Lambang kebangsaan
  2. Lambang identitas nasional
  3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya
  4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa indonesia berfungsi sebagai :
  1. Bahasa resmi kenegaraan
  2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
  3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
  4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ragam dan Variasi Bahasa.
Ragam Bahasa
Adanya bermacam-macam ragam bahasa terjadi karena fungsi, kedudukan serta lingkungan yang berbeda-beda. Ada beberapa ragam bahasa yaitu :
  1. Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Perbedaan ragam lisan dan tulis yaitu :
  1. Ragam lisan mengendaki adanya orang kedua, teman bicara sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan.
  2. Dalam Ragam lisan unsur-unsur gramatikan seperti subjek, prediket dan objek tidak selalu dinyatakan, sedangkan ragam tulis harus dinyatakan.
  3. Ragam lisan sangat terikan pada kondisi, situasi, ruang dan waktu sedangkan ragam tulis tidak.
  4. Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi suara sedangkan ragam tulis dipengaruhi oleh tanda baca, huruf kapital dan huruf miring.
  1. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannyasebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan da ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
  1. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.
Ragam baku lisan bergantung kepada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapannya.
  1. Ragam Sosial Dan Ragam Fungsional
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
Variasi Bahasa
Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Variasi bahasa ada beberapa macam yaitu :

  1. Variasi bahasa dari segi penutur
Yaitu variasi bahasa yang muncul dari setiap orang baik individu maupun sosial.
  1. Variasi bahasa dari segi pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan pemakaian atau funsinya disebut fungsiolek atau register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata. Setiap bidang kegiatan biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain.
  1. Variasi bahasa dari segi keformalan
Variasi bahasa dari segi keformalan ada beberapa macam yaitu :
  1. Variasi Baku (frozen)
Adalah variasi bahasa yang paling formal yang digunakan pada situasi hikmat seperti upacara kenegaraan dan khotbah.
  1. Variasi Resmi (formal)
Adalah Variasi bahasa yag digunakan pada kegiatan resmi atau formal seperti surat dinas dan pidato kenegaraan.
  1. Variasi Usaha (konsultatif)
Adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan biasa. Seperti pembicaraan di sekolah dan rapat.
  1. Variasi santai (casual)
Adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Seperti perbincangan dalam keluarga atau perbincangan dengan teman.
  1. Variasi akrab (intimate)
Adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab.
  1. Variasi bahasa dari segi sarana
Adalah variasi bahasa yang dapat dilihat dari sarana atau jalur yang digunakan. Seperti telepon, telegraf dan radio.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu
  2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
  3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
  4. Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
  5. Seiring dengan perkembangannya  bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan variasi namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.

Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu. Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai sejarah tersebut dengan tetap menghrmati bahasa melayu. Disamping itu alangkah baiknya apabila kita menggunakan bahasa indonesia secara baik dan benar.